Kamis, 23 April 2020

EnglishChallenge - Memulai Tantangan 21 Hari

"The journey of a thousand miles begins with one step" - Lao Tzu

Sebagai pengajar Bahasa Inggris, saya sering dapat komentar, ”Keluarganya pasti pintar Bahasa Inggris ya?”.  Banyak yang mengira karena mengajar Bahasa Inggris pasti anggota keluarganya juga jago Bahasa Inggris, pasti keluarganya diajari Bahasa Inggris juga.  Ternyata tidak juga.

Tidak mudah mengajar anggota keluarga sendiri. Kadang sering tidak sabar, pinginnya cepat bisa dan cepat paham.  Beberapa kali mengajarkan Bahasa Inggris ke adik-adik, ujung-ujungnya saya yang malah jadi emosi jiwa.  Hehehe
Beberapa teman pengajar juga sering mengalami hal yang serupa. Jauh lebih mudah mengajar orang lain dari pada keluarga sendiri.
Memang beda mengajar keluarga sendiri dan mengajar orang lain.

Hingga suatu saat....Suami minta diajari Bahasa Inggris. Sebenarnya Suami bukannya tidak bisa Bahasa Inggris. Cuma saja Beliau kadang merasa sering canggung untuk berbicara Bahasa Inggris dengan kalimat yang jumlahnya banyak. Beliau paham saat mendengarkan orang berbicara dalam Bahasa Inggris, tahu apa yang harus dikatakan. Tapi saat mengatakan sering merasa  kagok, canggung dan kurang nyaman aja.

Beberapa waktu yang lalu kami kedatangan seorang seorang tamu dari India, namanya Pratisha. Seorang mahasiswa yang kuliah di India yang kebetulan mengikuti Program Intership di Indonesia. Kebetuan kami menjadi Host Family. Beliau menginap di tempat kami selama sebulan lebih. Bahasa Inggrisnya sangat bagus. Orangnya senang bercerita. Setiap pulang dari kegiatan, Pratisha menceritakan kejadian yang dia alami selama sehari itu.  Suami sangat paham dengan apa yang disampaikan oleh Pratisha. Tapi ya begitu... Suami lebih sering merespon dengan jawaban yang super singkat, sesingkat-singkatnya. Saya  bisa memahami kecanggungan Suami berbahasa Inggris.

Ternyata Suami bukanlah satu-satunya yang merasakan itu. Beberapa orang yang saya kenal sering merasa canggung, gagap, gugup dan grogi saat dihadapkan pada situasi harus berbahasa Inggris. Mereka paham saat mendengar orang berbicara dalam Bahasa Inggris, paham pula dengan kalimat seperti apa harus meresponnya.
Tapi saat meresponnya  itu sesuatu yang berbeda. Apa yang ada di pikiran dan hati tidak semudah itu meluncur dalam perkataan lewat mulut. Kadang ada perasaan takut salah pengucapan, takut salah grammar, takut salah kata, takut salah maksud dan lainnya. Sepertinya semua pelajaran Bahasa Inggris yang dipelajari dari SD, SMP, SMA sampai kuliah seperti tak berbekas di lidah.
Dan akhirnya malah jadi Inggris Kebatinan... Mbatin aja.. Hehehe

Bukannya mereka tidak bisa Bahasa Inggris , mungkin tepatnya kurang terbiasa atau kurang akrab dengan berbahasa Inggris.
Bagi kebanyakan orang Indonesia, Bahasa Inggris bukanlah menjadi Bahasa Utama atau Main Language, belum pula menjadi bahasa keseharian. Sebagian orang masih menganggap Inggris menjadi Bahasa Asing, semacam bahasa alien. 

Dari pengamatan saya ada beberapa hal yang cukup menarik
1. Pembelajaran Bahasa Inggris
Kebanyakan pembelajaran formal Bahasa Inggris di sekolah adalah mempersiapkan siswa untuk bisa mengerjakan tes atau ujian Bahasa Inggris. Ini tidak salah karena memang kurikulum yang menghendaki seperti itu. Tapi memang pendekatan pembelajaran seperti itu tidak mudah untuk siswa lancar berbicara atau Cas Cis Cus dalam Bahasa Inggris. Banyak siswa yang nilai ujiannya bagus, tapi kemampuan berbicaranya kurang lancar. Walau pun ada juga siswa-siswa yang nilai ujiannya bagus disertai kemampuan berbicaranya sangat fasih. Kebanyakan mereka ini melatih kemampuan berbicara baik secara otodidak atau pun ikut kursus Bahasa Inggris.
Beberapa sekolah menyadari hal ini. Mereka mengadakan program tambahan,  seperti Program ekstra kurikuler Bahasa Inggris, penambahan muatan lokal Bahasa Inggris atau pun bekerjasama dengan pihak luar mengadakan kelas Bahasa Inggris yang menekankan pada kemampuan berbicara atau Speaking Skill.

2. Cara Pandang Terhadap Bahasa Inggris
Bagi sebagian orang, Bahasa Inggris masih merupakan Bahasa Asing.
“Is English your own languange or foreign language?”.  Kebanyakan teman-teman saya menjawab “Foreign Language” alias bahasa asing.
Beberapa waktu yang lalu saya berdiskusi dengan seorang Pakar NLP tentang pendekatan dalam belajar Bahasa Inggris.

Dari diskusi itu bisa saya simpulkan:
Jika seseorang ingin mempelajari dan menguasai  Bahasa Inggris, juga bahasa yang lain, maka cara pandang terhadap bahasa harus dirubah. Pertama yang harus ditumbuhkan adalah cara pandangan dan perasaan memiliki terhadap Bahasa Inggris. Baginya Bahasa Inggris bukanlah bahasa asing, tapi bahasa miliknya. Sama seperti perasaan memiliki Bahasa Indonesia.
English is not a foregn language. English is my own language.
Saat seseorang sudah merasakan memiliki Bahasa Inggris, akan lebih mudah dan nyaman bagi dia untuk berbicara dalam Bahasa Inggris.
Sama seperti saat berbicara dalam Bahasa Indonesia yang terasa nyaman dan tidak takut salah. Walau pun kita menyadari kemampuan Bahasa Indonesia kita tidak terlalu sempurna dan kemampuan berbicara juga tidak selalu mengikuti pakem EYD, tapi kita tetap nyaman dan asyik-asyik saja saat berbicara dalam Bahasa Indonesia.
Hal yang sama juga bisa kita lakukan dengan Bahasa Inggris.
So, sudah siapkan menjadikan ‘English is your language’?

Lantas dari mana memulai menumbuhkan cara pandangan dan perasaan memiliki terhadap Bahasa Inggris itu sendiri? Salah satunya dengan memulai kebiasaan berbahasa Inggris, menjadikan aktifitas berbahasa Inggris sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari.  
Proses ini memang harus benar-benar diniatkan jika kita ingin menjadikan Bahasa Inggris sebagai kebiasaan. Awalnya mungkin terasa berat, tapi apa salahnya untuk mencoba.

Kembali ke cerita tentang Suami yang minta diajari Bahasa Inggris. Kami pun sepakat untuk memberikan tantangan pada diri kami selama 21 hari. ... Saya dan Suami sepakat selama 21 hari kami melakukan proses pembelajaran Bahasa Inggris.
Iya.. Saya mengajar Bahasa Inggris pada Suami. Ini sesuatu yang sama sekali belum pernah dilakukan sebelumnya. Sepertinya cukup asyik dan seru ya.


Teringat kata pepatah “ A journey of thousands miles begins with a single step”
Mulai dari saat ini, mulai sekarang..
Mulai memantapkan hati
Mulai dengan doa pada Tuhan Pemilik Pengetahuan agar kita senantiasa diberikan kekuatan dan kemampuan untuk senantiasa belajar dan bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik.
Semoga kita semua dimudahkan dan dilancarkan dalam proses ini.
Amien



Purwokerto Kamis, 23 April 2020


1 komentar: